Teruntuk Kamu


Kamu yang saat ini masih dalam satu area dan masih saja mengintari bulatnya bumi, sambil menghirup beberapa hirupan nafas yang tak segar. Bau-bau pengkhianatan tersebar diarea bumi ini, menyelinap di celah-celah sempit. Bertebaran di udara dengan semiliran angin yang menyejukkan hati ini ketika rindu datang menjemput diriku yang masih terdiam di sudut kamarku melihat satu cahaya terang dari balik jendela yang cukup tinggi bak istana negeri dongeng.
            Aku sebatang kayu yang lapuk ditemani sebuah jamur dengan kelembapan suhu yang tidak menentu. Keluar dari ruangan yang sungguh kejam ini membuatku terlihat seperti orang asing yang tidak kasat mata dimata mereka semua. Detik demi detik persimpangan dikota ini kulalui, walau keringat telah mengguyur tubuhku tanpa ditemani sesuap nasi dan seteguk air yang dapat melegakan tenggorokanku yang saat ini seperti padang pasir. Raut wajahmu tak bisa kucari sampai saat ini, kamu, kamu dan kamu yang ingin sekali kunantikan dan kurindukan tatkala kita memang pernah terpisahkan oleh sebuah waktu.
            Fajarpun telah tiba dan kubuka mataku perlahan-lahan dan ku berjalan dipijakan batu karang yang sangat tajam itu. Masih terasa sakitnya hingga darah tak dapat berhenti sekalipun. Aku berdiri ditengah keramaian jalan ini, rasanya sudah cukup aku tidak bisa bertahan untuk mencarimu lagi kemanapun itu. Masih kuingat betul sorot cahaya mobil itu dan lampu kota yang menyinari gelapnya malam. Ketika mobil itu ingin mendekatiku dan membuat hidupku berhenti pada saat itu, hadir sebuah malaikat yang tak dapat dipungkiri dan tak bisa kulupakan hingga saat ini. Penyelamat itu adalah kamu, kamu hadir dan menolongku secara tiba-tiba dan kita berdua tertidur diatas batuan jalan tersebut sambil menatap indahnya bintang yang tersenyum bahagia memandang kita. Tetapi pertemuan yang menyedihkan itu tidak menciptakan sebuah kebahagiaan, aku salah menilainya. Tanpa sadar kumelihat sekujur tubuhmu diselimuti darah, dan kamu masih saja sulit melepaskan genggamanmu pada tanganku. Aku meraskan sebuah kepanikan yang sangat dahsyat, otakku tidak bisa berpikir jernih kembali.
Hasil gambar untuk wanita silau kena sorot cahaya lampu mobil
“Apa yang harus kulakukan? Tolong katakan. Dia adalah kekasihku, tolong Tuhan jangan membuat scenario pertemuanku dengannya menyedihkan seperti ini” (Teriakku)
Pihak rumah sakit mengatakan padaku bahwa kamu masih dalam keadaan koma. Belum sempat kita berbincang satu detik saja tetapi kamu malah diam membisu selayaknya mayat yang sedang hidup. Dan sampai 5 tahun ini kamu masih dalam keadaan koma tanpa adanya kemajuan.
            Mungkin aku adalah wanita gila, aku pasrahkan jantungku untuknya. Tidak tahan sudah kumelihatnya terdiam seperti itu bertahun-tahun. Beberapa bulan kemudian kamu sadar dari keadaan koma, bahagiaku tak terkira walau aku kini menjadi bintang diangkasa.

Dear Galih
            Hai Galih, ini aku Alisa kekasihmu yang belum sempat menampakkan wajahku setelah sekian lamanya kita berpisah. Semoga kamu cepat sembuh ya, aku bahagia jika kamu turu bahagia, aku sudah tidak tahan melihatmu terbaring dirumah sakit sampai-sampai biaya rumah sakitpun aku harus membayarnya hehe. Aku akan selalu ada untukmu, kamu harus yakin itu karena jantungku adalah jantungmu. Pertemuan kita memang terbilang cukup menyedihka, tapi aku cukup bahagia bisa melihat wajah tampanmu kembali,
Salam hangat,
Alisa


Sumber gambar :
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjU3vnI2JjkAhVBRY8KHZ9rCssQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fm.kaskus.co.id%2Fthread%2F5adade0950741018108b4589%2Fdear-kamu-pengguna-lampu-kendaraan-menyilaukan%2F1%2F%3Forder%3Ddesc&psig=AOvVaw3CvD6IyEIO5ETyJUywAKBH&ust=1566639308721936

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nematoda

Langit Kelabu