What your Name ?


            Alarm berbunyi, hari yang sudah kutunggu telah tiba. Hirupan udara yang segar ini membuatku 1000 kali semangat berangkat pagi untuk hari pertamaku kuliah. Cuaca hari ini memang sungguh terik, hingga rasanya pandangan mataku mulai kabur perlahan-lahan. Detik per detik bangunku sudah berada di klinik kesehatan universitas. Telinga kanan kiriku tidak sengaja sering mendengar gosip tentang komdis. Aku tidak tahu apa dan siapa itu komdis, sakitku ini memang membuat diriku seperti orang tersesat tidak tahu tentang geramnya dan galaknya si komdis itu.
            Seminggu telah kulewati hari ini, kuliah-perpustakaan itulah tempat nongkrong versiku. Hari ini aku tidak berkunjung ke perpustakaan  karena stnk milikku hilang, bagaimana aku bisa pulang membawa motorku jika stnk milikku belum ditemukan. Malampun tiba dan aku masih luntang luntung mencari stnk, hingga dalam suatu titik aku melihat kearah bawah ada sepatu besar seperti seorang laki-laki, aku ketakutan melihat pria berjaket hitam tinggi dan besar.
“Permisi,apa benar ini stnk milikmu?”
“Namamu siapa? Kenapa kamu tampan sekali?”
“Maaf, sepertinya stnk ini bukan milikmu”
“Eh tunggu, itu stnk milikku”
Kemudian ia pergi tanpa ada kata dan jejak diri.
            Rasa penasaranku mulai bergejolak, Aku ambil handphone ku dan mulai stalker dari semua sosmed yang ku punya, tak lama kemudian aku menemukan wajahnya disosmed. Jurusan psikologi nah sudah kuduga dia anak psikologi, dan yang kutahu dia angkatan 2015. Hari demi hari walaupun aku dan dia satu jurusan tapi kita tidak pernah ditemukan kembali hingga aku menuju semester dua. Semester dua adalah dimana mahasiswa baru memiliki kesibukan aktivitas 90%, entah karena mengikuti kegiatan ukm, organisasi dan kepanitiaan. Saat ini aku mengikuti sebuah kepanitiaan, dalam sebuah kepanitiaan kita akan bekerja sama dengan senior. Sibuk yang menghampiriku membuatku lupa untuk stalker kembali mengenai senior tampan itu. Kini aku tidak sengaja dekat dengan senior hanya kita berada pada satu tim yang sama, aku sering mengelak mengenai perasaan ini yang setiap harinya tumbuh dan terus tumbuh. Pagi kesore hari  diselang waktu kuliah kita selalu menghabiskan waktu untuk membahas program kerja panitia. Bosan, kesal, suka semuanya beraduk dalam hati, setiap organisasi selalu saja ada senior itu lagi. Beberapa lama kemudian kita dekat bukan sebagai partner melainkan sepasang kekasih, mengapa bisa? Karena hatiku mulai luluh ketika dia mengalunkan adzan di masjid.
            Kekasihku adalah senior jenius, religious dan terkenal di kampus. Hubunganku dengan dia membuat geger satu kampus, ada yang setuju dan tidak setuju, seperti sedang berpacaran dengan seorang artis.  Kita memiliki tujuan sama dan hobi yang sama dalam meraih masa depan, jadi tidak heran perpustakan merupakan saksi bisu percintaan kita. Aku sering membawakan bekal untuk dimakan bersama, hingga salah satu temanku bertanya mengenai hubunganku.
“Sebenarnya hubungan kalian ini pacaran, teman, senior junior, atau gimana sih?”
“Entahlah, menurutmu bagaimana?”
“Hmm rasanya kalian seperti teman hidup”
“Aku tidak tahu cinta tidaknya, tapi aku merasa bahagia bersama dia. Dia seperti motivasi untukku dalam meraih semua yang kuinginkan”
“Wah kamu beruntung, itulah cinta sejati sesunggunya. Tapi bukannya kamu masih stalker tentang senior tampan penemu stnk?”
“Iya,tapi aku sudah menyerah stalker dia”
“Aku punya kabar, kamu siap mendengarnya?”
“Katakan saja”
“Senior tampan yang kau maksud adalah Kak Bima, dia senior 2015 dan termasuk sahabat dekat pacarmu”
“Benarkah?”
“Iya, dan kamu juga satu grup dengan Kak Bima”
“Oh tidak, mengapa aku tidak pernah bertemu dengannya sekali saja”
“Yasudah, kamu harus ingat sekarang kamu sudah bersama Kak Galih, kamu harus bahagia dengannya”
“Terimakasih, aku balik dulu ada janji dengan Kak Galih”
Aku langsung bergegas menuju tempat parkir, tetapi pikiranku masih tertinggal ditempat aku mengobrol dengan Rina. Mengapa bisa kebetulan seperti ini, orang yang aku suka sejak dulu adalah sahabat pacarku.  Sesampainya di tempat parkir tidak sengaja motor kami bersebelahan dengan Kak Bima, dia langsung menyapaku tanpa rasa canggung.
“Hai kamu pemilik stnk yang hilang itukan?”
“Iya kak, kenalin aku Naila angkatan 2019 kak”
“Iya aku sudah tahu, semua tentangmu aku tahu segalanya karena Galih adalah sahabatku dan ia selalu cerita padaku terlebih ketika ia tidak percaya diri saat menyatakan perasaanya padamu”
“Hmm, Oh iya kak dulu saya belum sempat mengucapkan terima kasih karena sudah menemukan stnk milik saya”
“Oke, tidak masalah. Aku tahu kamu pernah memiliki perasaan padaku dahulu, apa aku benar?”
"I.... yaaa…. (Terbata-bata)
“Sudah kuduga, aku harap kamu sudah melupakanku karena orang yang sedang bersamamu saat ini ialah yang terbaik untukmu. Jangan sakiti sahabatku ya, aku balik dulu”
Mengobrol dengannya membuat diriku lupa waktu, ada orang yang sedang menungguku. Semoga saja Kak Galih masih di balkon. Tiba-tiba hujan mengguyur tubuhku dan aku lupa membawa jas hujan. Aku tidak bisa menunggu hujan hingga reda, aku tidak peduli nantinya sakit atau tidak, langsung saja kulewati hujan walaupun cuaca dinginnya telah memasuki tulang-tulangku. Beberapa lama kemudian aku sampai di balkon,dan Galih masih setia menungguku disana.
“Maaf aku terlambat mas, hujannya terlalu lebat hari ini”
“Tidak apa-apa dek, kamu sudah bertemu dengan Bima hari ini?”
“Iya, bagaimana mas bisa tahu?”
“Jadi sekarang kamu sudah tahu kan siapa nama senior tampan yang kamu idamkan dahulu? Lantas bagaimana dengan hubungan kita? Apa sebaiknya kamu tidak kembali saja mengejar Bima orang yang kamu cintai. Maaf dek aku selama ini menyembunyikan tentang Bima”
“Mas kenapa kamu seperti ini? Baru saja aku sampai kamu tidak menanyaiku apakah aku kehujanan, ataukah aku kedinginan”
“Maafin aku, aku pergi dulu”
“Berhenti ditempat, aku sudah bersusah payah melawan dinginnya hujan dan kamu pergi. Aku memilih kamu mas, tolong jangan paksa aku dengan Kak Bima”(Menangis tersedu)
“Apa benar yang kamu katakan barusan? Berjanjilah padaku kau akan menjadi teman hidupku”
“Aku berjanji, ternyata orang jenius seperti dirimu mempunyai kelemahan dalam percintaan ya, untuk mengatakan perasaan saja kau tidak percaya diri dengan dirimu sendiri”
“Kamu ini gemesin ya, pasti kamu tahu dari Bima, awas aja Bima ya”

 Sumber gambar : https://statik.tempo.co/data/2010/07/13/id_40878/40878_620.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nematoda

Langit Kelabu

Teruntuk Kamu