1. Rachel
Carlson’s Silent Spring (DDT) 2
![](https://1.bp.blogspot.com/-VvyFpEOFAps/YBpSyv5TJyI/AAAAAAAAFKE/ZbzvhKqxbxAoxhP2F9O1zmj_X8CijBiVgCLcBGAsYHQ/s320/1b.jpg)
Buku
Silent Spring dicetak pertama kali oleh Rachel Carlson’s tanggal 27 September
1962 tentang efek bahaya dari penggunaan pestisida secara berlebihan terhadap
lingkungan. Awal mulanya dunia terdapat serangga dan
hama yang menyerang manusia dengan beberapa penyakit, sehingga peneliti
Asisten Dr. Robert White Steven menciptakan insektisida
kimia yang disebut DDT untuk memberantas serangga dan hama tersebut yang
berpengaruh dalam produksi pangan dan pertanian, Dr. Robert White Steven
menjelaskan kandungan insektisida tersebut hanya mengandung karbon dan
pestisida organik sintetik yang telah digunakan sebelumnya. George Larrick komisaris Administrasi Makanan
dan Obat Amerika Serikat mengaku tidak mengetahui hasil produk pertanian
tersebut dapat memberi dampak terhadap kesehatan DDT
adalah salah satu bahan kimia dari 12
insektisida yang satu-satunya senyawa organoklorin dalam program pemberantasan
malaria vektor Anopheles funestus pertama kali selama tahun 1950-an dan 1960-an.
Metode
penyemprotan DDT dalam ruangan atau IR di dinding agar terbebas malaria
berhasil dieliminasi dari banyak wilayah tetapi terdapat beberapa malaria yang
endemik dalam wilayah tersebut. Penggunaan DDT berdampak terhadap populasi
burung, katak, gulma dan organisme lainnya serta berdampak terhadap kesehatan
manusia dan kematian. Ribuan DDT dijual dengan berbagai nama yang digunakan
secara universal oleh perusahaan, kebun, hutan dan rumah yang di percaya dapat
membunuh serangga jahat. Menurut Rachel, insektisida
DDT sebagai biosida yang merusak kehidupan mahluk hidup dan lingkungan. DDT
memang telah diuji dengan percobaan hewan mencit tetapi kita tidak mengetahui
karna belum ada penelitian sebelumnya terkait dampak kesehatan yakni
kanker payudara, kanker endometrium, efek kualitas fungsi sperma, tumor sel
germinal pada testis dan bayi yang lahir bahkan janin yang berada dalam
kandungan bisa saja telah terkandung bahan kimia yang menumpuk di organ hati.
Beberapa bukti adanya keracunan saraf yang menghasilkan mutasi yang berbahaya. Saran dari Rachel adalah diberlakukannya Undang-Undang
sebagai syarat pengujian bahan kimia pestisida secara menyeluruh terhadap
genetik manusia dengan uji coba menggunakan hewan sejenisnya dalam beberapa
generasi keturunan. Tujuannya untuk menyeimbangkan alam dan kelangsungan
makhluk hidup.
Sumber : Bouwman H.,
Riana B., Henk V. D. B., & Henrik K. 2013. 11 DDT : Fifty Years Since Silent Spring. Denmark : EAA.
2. Love
Canal in Niagara Fall New York (1940-1950)
![](https://1.bp.blogspot.com/-jQQPjWY7BKM/YBpTkFfU31I/AAAAAAAAFLA/kfr2RYNHBu4HWEBL7tpVEKsJBukGuS3fwCLcBGAsYHQ/s320/4b.jpg)
William T. membuat proyek love di New York sebagai
area taman dan tempat tinggal komunitas impian dengan menggali kanal antara sungai niagara bagian atas dan
bawah dengan harapan dapat menggunakan listrik untuk mengisi bahan bakar
industri yang lebih murah. Setelah hanya 1 mil
parit digali, proyek tersebut ditinggalkan karena kekurangan pendanaan kanal,
sehingga pada tahun 1920 tempat tersebut dirubah sebagai tempat pembuangan
sampah yang berbahan kimia dari industri. Tahun
1953 perusahaan kimia Hooker menutup kanal dengan tanah liat dan menjual tanah
tersebut seharga 1 dollar. Niagara Falls membeli
tanah tersebut tanpa mengetahui bahwa tanah tersebut sebelumnya digunakan untuk
menimbun limbah B3. Produk kimia yang dihasilkan antara lain adalah natrium hidroksida (NaOH), natrium khlorida (NaCl), klorin
(Cl2) yang terproduksi dalam jumlah besar. Pada saat itu pihak
pemerintah dan industri belum mengetahui akibat efek samping dari produk ini
seperti pada kasus sebelumnya pestisida seperti DDT yang mendatangkan masalah
bagi lingkungan di kemudian hari.
![](https://1.bp.blogspot.com/-S8HE0I2t658/YBpTwMr_veI/AAAAAAAAFLE/Vjo2nNSAaCgi7sAIkAtln2O5sZcTdDejACLcBGAsYHQ/w235-h240/5b.jpg)
Tempat tersebut telah
dibangun 100 rumah dan sekolah, kemudian beberapa waktu terjdapat genangan air di pekarangan, ruang bawah tanah dan halaman
sekolah, udara berbahan kimia tercium dan anak-anak banyakmengalami luka bakar
ditangan dan wajahnya saat bermain dihalaman rumahnya. Selain itu semua bayi tidak selamat dilahirkan, hanya ada 4 bayi yang lahir
dengan kondisi cacat. Hasil evakuasi ibu hamil, bayi dan anak-anak
sebagai korban yang pertama kali dibawa keluar dari tempat canal love tersebut.
Tragedi tersebut menciptakan Undang-Undang Superfund oleh
program federal yang dilembagakan pada tahun 1980 dan dirancang untuk
mengidentifikasi dan membersihkan yang terburuk dari situs limbah kimia berbahaya di AS hingga tahun 2004. Total biaya pembersihan diperkirakan $ 275 juta memasang pipa drainase untuk menampung air tanah yang
terkontaminasi untuk diolah, dan menutupinya dengan tanah liat dan plastik.
Sumber : Beck, Eckardt
C. 1979. The Love Canal Tragedy. EPA Journal.
3. Burning
of a River Di Northeast Ohio USA (1969)
Tumpahan minyak dan kebakaran minyak bukanlah hal baru, sudah 13 kali tragedi kebakaran pada sungai tersebut
terjadi karena tidak ada Undang-Undang perlindungan lingkungan. Pada
tanggal 22 Juni 1969 sebagai tragedi kebakaran
terakhir, dimana sebuah limbah mentah dari kota Cleveland dan limbah industri
seperti minyak dan bensin dibuang ke sungai Cuyahoga secara langsung
yang menciptakan lumpur minyak terbakar.
Pada tanggal 22 Juni, kebakaran mulai terjadi sekitar tengah hari, ketika
percikan dari kereta api yang melintasi jembatan jatuh ke dalam semburan limbah
industri beracun di permukaan sungai. Frank Samsel,
merancang dan mengoperasikan kapal pada tahun 1970-an yang disebut Putzfrau
yang memainkan peran penting dalam menyedot bahan kimia dan menyendok berbagai
macam puing padat dari Cuyahoga.
Sumber : Cronin J.,
2019. The Cuyahoga Fire at Fifty: a False History Obscures the Real Water
Crisis than Never Ceased. Journal o
Environmental Studies and Sciences. 9:340-351.
4. Exxon
Valdez tragedi tumpahan minyak di Alaska
1989
Kapal
tanker bernama Exxon Valdes kandas mengalami tumpahan minyak di pantai Alaska
dengan 42 juta liter minyak mentah tumpah yang mencemari garis pantai sepanjang
1.990 kilometer. Kapten bernama Joseph
Hazelwood dilaporkan telah mabuk sehingga tidak dapat mengontrol kemudi yang
kemudian menabrak karang. Hal itu menjadikan salah satu tumpahan minyak
terburuk dalam sejarah Amerika. Tumpahan minyak tersebut juga mebunuh biota perairan termasuk paus orca. Upaya penghilangan minyak di pantai Alaska dengan
metode air panas bertekanan dan kain
yang diletakkan dalam perairan. Namun, bukan berarti kandungan minyak
dari tumpahan minyak tersebut sudah hilang, Kelley dan rekannya mengkonfirmasi
bahwa sisa minyak tersebut masih ada.
Evaluasi bioremediasi merupakah langkah tepat dalam penerapan penghilangan
tumpahan minyak di garis pantas tersebut.Sumber : Xia Y., Michel
C. Boufadel. 2010. Lessons from teh Exxon Valdes Oil Spill Disaster in Alaska. Disaster Advances. 3(4):270-273.
Komentar
Posting Komentar