Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Hepcidin

Gambar
     Semua makhluk hidup membutuhkan zat besi dalam proses seluler. Saat terjadi infeksi, patogen akan memperoleh zat besi dengan berbagai cara, sehingga zat besi berperan dalam mempertahankan (homoestasis) tubuh dalam beberapa penyakit menular seperti malaria, tuberkulosis dan HIV. Homoestasis tubuh dikendalikan oleh 25 asam amino peptida pada hormon hepcidin yang diproduksi oleh hepatosit (Armitage dkk., 2011). Mekanisme kekurangan hepcidin, zat besi ferroportin akan mengalami overekspresi di membran basolateral duodenum untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam makanan. Makrofag juga akan mengekpresikan ferropotin dan mengekspor zat besi, sehingga terjadi penipisan zat besi secara intraseluler. Hasil dari pernyataan tersebut dibuktikan bahwa hepcidin diidentifikasi sebagai pengatur pusat metabolisme zat besi. Hepcidin tidak diatur dalam homoestasis tubuh, selama produksi hepcidin tersuplai akan meningkatkan ketersediaan Zat besi. Gambar 1. Peran hepcidin dalam (a) homeostasis bes

Peristiwa Bioteknologi Lingkungan

Gambar
1. Rachel Carlson’s Silent Spring (DDT) 2  B uku Silent Spring dicetak pertama kali oleh Rachel Carlson’s tanggal 27 September 1962 tentang efek bahaya dari penggunaan pestisida secara berlebihan terhadap lingkungan. Awal mulanya dunia terdapat serangga dan hama yang menyerang manusia dengan beberapa penyakit , sehingga peneliti Asisten Dr. Robert White Steven menciptakan insektisida kimia yang disebut DDT untuk memberantas serangga dan hama tersebut yang berpengaruh dalam produksi pangan dan pertanian , Dr. Robert White Steven menjelaskan kandungan insektisida tersebut hanya mengandung karbon dan pestisida organik sintetik yang telah digunakan sebelumnya.  George Larrick komisaris Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat mengaku tidak mengetahui hasil produk pertanian tersebut dapat memberi dampak terhadap kesehatan DDT adalah  salah satu bahan kimia dari 12 insektisida yang satu-satunya senyawa organoklorin dalam program pemberant

Media Kultur Jaringan

       P embuatan media kultur jaringan harus memiliki persyaratan dasar unsur mineral sebagai kalium, kalsium, magnesium, nitrogen, fosfor, dan belerang. Ketika nutrisi tersebut dilarutkan dalam aquades akan mengalami disosiasi dan ionisasi dengan konsentrasi berbagai jenis ion didalamnya. Unsur hara mikro terdiri dari kalium iodida ( KI), asam borat (H 3 BO) 3 , mangan(II) sulfat tetrahidrat(MnSO 4 .4H 2 O), seng   Sulfat Heptahidrat(ZnSO 4 .7H 2 O), sodium molibdate (Na 2 MOo 4 .2H 2 O), tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO 4 .5H 2 O), kobaltklorida heksahidrat(COCl 2 .6H 2 O), dan untuk memastikan ketersediaan zat besi dengan pH yang kisarannya luas maka di bentuk   chelating agent seperti Na 2 EDTA bersamaan dengan besi   (II) Sulfat Heptahidrat (FeSO 4 .7H 2 O). Salah satu fungsi unsur hara yakni unsur media kalium memiliki fungsi hidratasi untuk mempermudah pembentukan misel dalam dinding sel sehingga lebih mudah menyerap air. Komposisi senyawa mikro tersebut memiliki fungsi ma

Teknik Sterilisasi Kultur Jaringan

Gambar
S terilisasi merupakan upaya untuk membebaskan setiap alat dan bahan kultur dari semua mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Fungsi dari sterilisasi dibidang kultur jaringan untuk membunuh atau menghilangkan mikrorganisme dari luar agar tetap aseptis (steril). Hal ini penting supaya hasil tanaman kultur jaringan tumbuh dengan baik mulai dari proses inokulasi, transfer, inkubasi hingga penanaman di green house untuk berhati-hati agar tidak terkontaminasi oleh mikrorganisme. Sebelum bekerja dalam penanaman kultur jaringan sebaiknya praktikkan terlebih dahulu menggosok tangan dengan alkohol, dan memakai jas laboratorium serta menggunakan masker. Gambar 1. a) Autoklaf horizontal, b) Autoklaf vertikal. Macam-macam metode sterilisasi yakni; a.                 Sterilisasi secara fisika Teknik sterilisasi kering dengan menggunakan teknik pemijaran bunsen secara langsung untuk mensterilkan ujung pinset, gunting dan scalpel atau dengan menggunakan oven pada suhu 160-180 0 C selama 3 ja